Selasa, 19 April 2011

tEntAn9 tOdLer



Karakteristik yang terjadi pada Toddler diantaranya:
1.      Toilet training
Salah satu tugas mayor masa todler adalah toilet training. Kontrol volunter sfingter anal dan uretra terkadang dicapai kira-kira setelah anak berjalan, mungkin antara usia 18 dan 24bulan. Latihan defekasi biasnya selesai sebelum latihan berkemih karena latihan defekasi lebih teratur dan lebih mudah diramalkan. Sensasi defekasi lebih kuat daripada berkemih, dan dapat menarik perhatian anak. Nyatanya, latihan berkemih dimalam hari belum bisa diselesaikan sampai usia 4 atau 5 tahun, dan bahkan penyelesaian latihan yang lebih dari usia tersebut masih normal(Luxem dan christoper,1994).
      Sejumlah teknik dapat membantu ketika memulai latihan. Salah satunya adalah pemilihan tempat duduk berlubang untuk eliminasi dan/atau penggunaan toilet. Tempat duduk berlubang untuk eliminasi yang tidak ditopang oleh benda lain memungkinkan anak merasa aman. Menjejakkan kaki dengan kuat kelantai juga memfasilitasi defekasi. Menempatkan bangku panjang yang kecil dibawah kaki membantu menstabilkan posisi anak.
Sesi latiahan harus dibatsi pada 5 – 10 menit, orang tua harus menunggui anak, dan kebiasaan sanitasi harus dilakukan setiap kali selesai eliminasi. Anak harus dipuji karena perilakukerjasama dan/atau evakuasi yang berhasil. Memaksa anak duduk dikursi berlubang untuk eliminasi atau di WC dalam waktu yang lama, memukulnya bila pengeluaran eliminasi tidak ditempatnya, dan cara kontrol negatif lainya eliminasi tidak ditempanyadan cara kontrol negatif lainya harus dihindari.    

2.      Persaingan sibling
Kecemburuan dan ketidaksukaan anak yang alamiah terhadap anak baru dalam keluarga dinamakan persaingan sibling. Kedatangan bayi baru merupakan krisis bahkan bagi beberapa todler yang telah dipersiapkan dengan baik. Sebenarnya bukan bayi yang dibenci atau tidak disukai todler tetapi perubahan yang ditimbulkan oleh tambahan sibling ini, terutama perpisahan dengan ibu selama kelahiran. Persaingan sibling cenderung paling menonjol pada anak pertama, yang mengalami kehilangan perhatian tunggal dari orang tua(dethronement). Dethronement tampaknya juga paling sulit dialami oleh anak kecil, terutama dalam hal interaksi ibu-anak.
      Menceritakan kepada mereka bahwa ada teman bermain baru yang akan segera datang kerumah akan membuat harapan yang tidak realistik. Sebaiknya orang tua harus menekankan aktivitas yang akan terjadi ketika bayi tiba dirumah, sperti mengganti popok, memberi ASI, memandikan dll. Pada saat yang sama orang tua harus menekankan rutinitas mana yang akan tetap sama,sperti membacakan buku cerita atau pergi ke taman dll.
Ketika  bayi baru datang, todler merasakan perubahanpemusatan perhatian yang sangat tajam. Pengunjung dapat memulai permasalahan ketika tanpa sengaja mereka menunjukkan perhatinya dan memberikan hadiah kepada bayi sambilmengacuhkan anak yang lebih tua. Orang tua dapat meminimalkan dengan menyadarkan pengnjung akan kebutuhan todler memberikan hadiah kecil ditangan todler dan melibatkan anak dalam kunjungan sebanyak mungkin.
Bagaimana anak memperlihatkan kecemburuan sangat kompleks. Beberapa anak akan secara terang-teranganmemukul bayi, mendorong bayi dari pangkuan ibu atau menarik botol atau payudara dari mulut bayi. Lebih sering ekspresi permusuhan dan kebencian lebih halus dan tertutup. Todler secara verbal dapat mengekspresikan harapan bahwa bayi harusnya” kembali kedalam perut ibu” atau mereka akan kembali kebentuk perilaku yang lebih kekanak-kanakan, seperti meminta botol, defekasi dicelana, memeluk untuk menarik perhatian, menggunakan bicaraabyi, atau secara agresif bertingkah tidak wajar kepada orang lain. Karena alasan ini, bayi harus dilindungi dengan pengawasan orang tua terhadap interaksi antara sibling.

3.      Temper tantum
Todler bisa menegaskan kemandirian mereka dengan menolak semua disiplin secara keras. Mereka berbaring dilantai, menendang kaki mereka dan berteriak sekeras-kerasnya. Adapun beberapa anak yang telah mempelajari efektivitas menahan napas sampai orang tua memberi keinginan anak. Meskipun menahan napas dapat menyebabkan pingsan akibat kekurangan oksigen, timbunan karbon dioksida akan menstimulus pusat kontrol pernapasan sehingga tidak membahayakan secara fisik.
      Pendekatan terbaik untuk menghilangkan perilaku mencari perhatian tersebut adalah dengan mengacuhkannya, selama perilaku tersebut tidak mencederai anak, seperti membenturkan kepalanya kelantai yang keras. Namun, orang tua harus tetap berada didekatnya. Ketika kemarahan telah hilang, anak perlu merasa sedikit kontrol dan aman. Pada saat itu mainan dan aktivitas kesukaan dapat menggantikan permintaan yang tidak terpenuhi.
      Seringkali temper tantum dapat dihindari dengan mmeberikan peringatan yang tegas pada anak terhadap suatu permintaan. Misalnya, saat yang populer terjadinyamarah adalah sebelum toddler pergi tidur. Todler yang aktif sering bermasalah dalam menenangkan tidur dan, ketika ditempakan ditempat tidur menolak tetap tinggal diatas tempat tidur. Salah satu pendekatan yaitu menetapkan peraturan ritual untuk menandakan kesiapan untuk tidur, seperti mandi atau membacakan cerita. Orang tua dapat memperkuat pola ini dengan mengatakan, “setelah cerita ini adalah waktu untuk tidur,” dan secara konsisten menjalankan rutinitas tersebut.

4.      Negativisme
Salah satu aspek yang paling sulit dalam mengasuh anak pada kelompok usia ini adalah respons mereka yang selalu mengatakan “tidak” terhadap setiap permintaan. Negativisme bukanlah suatu ekspresi keras kepala atau perilaku kurang ajar, melainkan pernyataan  tegas akan kebutuhan mengontrol diri. Sebuah metode dalam menghadapi negativisme adalah dengan mengurangi kesempatan untuk jawaban “tidak”. Bertanya kepada anak,”apakah kamu mau pergi tidur sekarang?”hampir selalu merupakan contoh pernyataan yang pasti dijawab “tidak” dengan tegas. Sebaliknya katakan kepada anak bahwa sudah waktunya pergi tidur dan segera bertindak sesuai perintah.
      Dalam upaya menggunakan kontrol diri, anak suka membuat pilihan. Apabila dihadapkan dengan pilihan yang tepat,seperti”kamu boleh memilih roti isi selai kacangandan coklat atau sup ayam untuk sarapan pagi” mereka cenderung akan memilih satu pilihan daripada mengatakan tidak. Namun, jika responnyanegatif, orang tua harus membuat pilihan untuk anaknya.

5.      Regresi
Apabila regresi terjadi,pendekatan terbaik adalah dengan mengacuhkannya sementara memuji pola perilaku benar yang sudah ada. Regresi adalah cara anak mengatakan, “aku tidak dapat menghadapi stres ini pada saat ini dan menyempurnakan keterampilan ini dengan baik, tetapi aku akan dapat menghadapinya jika diberikan kesabaran dan pengertian”. Karena alasan ini, dianjurkan untuk tidak berupaya membuka area pembelajaran baru ketika krisis tambahan terjadi atau diperkirakan terjadi, seperti memulai toilet training segera sebelum sibling lahir atau mengupayakan area-area pembelajaran yang baru selam periode hospitalisasi yang singkat.
      Regresi sering terjadi pada todler, karena hampir setiap tambahan stres dapat menggangu kemampuan mereka untuk menguasai tugas perkembangan terbaru. Setiap ancaman terhadap autonomi todler, seperti penyakit, hospitalisasi, perpisahan atau penyesuain terhadap sibling, menunjukkan kebutuhan untuk kembali kebentuk perilaku yang lebih awal, seperti semakin meningkatnya ketergantunga; menolak menggunakan kursi berlubang untuk eliminasi; temper tantum; meminta botol susu, kursi dorong atau tempat tidur bayi; dan kehilangan keterampilan motorik, bahasa, sosial dan kognitif yang baru dikuasi.

6.      Egosentrik
     Egosentrik adalah ketidakmampuan memvisualisasikan situasi dari perspektif oarang lain selain perspektifnya sendiri. Misalnya segala sesuatu barang yang sebenarnya bukan miliknya tetapi menganggap barang tersebut kepunyaan dirinya. Kata-kata yang sering diucapkan yaitu” ini punya aku”.
     Peneyelesaiannya dengan hindari penjelasan moral mengenai “mengapa” sesuatu salah jika penjelasan tersebut memerlukan pemahaman dari pendapat perasaan orang lain. Mengajarkan anak untuk tidak memukul menyakitkan orang lain sering tidak efektif karena bagi penyerang, terasa enak memukul orang lain sehingga tekankan bahwa memukul tidak diperkenankan.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar